cari lah

Custom Search

Kamis, 29 Mei 2008

Tugas utama keselamatan reaktor

Adalah mencegah terlepasnya zat-zat radioaktif ke lingkungan baik dalam keadaan operasi normal, gangguan maupun kecelakaan. Tugas ini dilakukan oleh sistem keselamatan raktor. Filosofi keselamatan reaktor adalah “gagal selamat” artinya bila reaktor beroperasi tidak normal sistem keselamatan segera mematikan reaktor dan mengambil tindakan pengamanan secara otomatis.



Tujuannya adalah elemen bakar selalu memperoleh pendinginan yang cukup sehingga integritasnya selalu terjaga dan pelepasan zat radioaktif terhindarkan. Oleh karena itu sistem keselamatan reaktor harus mempunyai keandalan yang tinggi. Dia harus berfungsi dalam setiap saat dan setiap keadaan termasuk keadaan bila terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Keandalan yang tinggi ini dicapai dengan jalan:
a. Kontrol kualitas yang ketat setiap komponen reaktor dari pembuatan sampai pemasangan dengan pengesetan berulang-ulang dengan berbagai cara.
b. Inspeksi kontinyu selama beroperasi
c. Didesain dengan prinsip ganda yaitu diversiter dan redudan. Diversiter artinya beberapa sistem yang berbeda tetapi mempunyai tugas yang sama. Redudan artiya perangkap sistem dan komponen
d. Analisis keselamatan yang berisi tanggapan reaktor terhadap gangguan dan kecelakaan yang mungkin terjadi termasuk resikonya. Analisis ini harus menunjukkan bahwa reaktor hanya akan memberikan resiko dibawah batas yang diijinkan meskipun dalam keadaan kecelakaan.

Sekali lagi ditekankan bahwa tugas sistem keselamatan adalah mampu menyediakan pendinginan yang cukup dan mencegah pelepasan zat radioaktif. Berbagai desain sistem keselamatan telah diciptakan yang pada dasarnya terbagi atas dua ragam yaitu ragam keselamatan instrinsik dan ragam keselamatan teknis.

Sistem keselamatan instrinsik yaitu sistem keselamatan yang befungsi dengan sendirinya akibat sifat fisis alami yang dimilikinya (inheren). Contohnya moderator air, bila karena suatu gangguan suhunya naik, massa jenisnya menjadi turun, akibat selanjutnya daya moderasi turun dan reaksi fisi berkurang atau daya reaktor turun. Air dikatakan mempunyai koefisien reaktifitas negatif. Elemen bakar juga didesain tersusun atas bahan-bahan yang menghasilkan koefisien reaktivitas negatif.

Sistem keselamatan teknis yaitu sistem-sistem yang ditambahkan pada desain reaktor sebagai “back-up”. Beberapa contoh sistem keselamatan teknis reaktor adalah:
• Sistem proteksi reaktor : mematikan reaktor dan menghidupkan sistem keselamatan yang lain
• Sistem isolasi pendingin
• Sistem pendigin teras darurat
• Sistem penghalang radiasi
• Penyedia daya darurat
• Dan sistem lain bergantung jenis reaktornya

Dalam teknologi reaktor dikenal istilah sistem keselamatan berlapis yaitu lapisan penghalang terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan. Sebagai gambaran disajikan sistem penghalang pada suatu reaktor daya separti terlukis pada gambar di bawah ini, yaitu:
• Kristal bahan bakar
• Kelongsong elemen bakar
• Bejana tekan
• Bejana keselamatan
• Sistem penahan gas dan cairan aktif
• Perisai biologis
• Gedung reaktor
• Sistem tekanan negatif



Bila prinsip-prinsip keselamatan ini digunakan dalam pembangunan reaktor, nsicaya keselamatan operasi reaktor akan terjamin. Untuk reaktor kecil seperti reaktor riset sistem keselamatannya tidak selengkap reaktor daya.

Selain itu, teknologi nuklir juga menerapkan azas keselamatan yang mendasarkan pada prinsip “As Low As Reasonably Achievable” (ALARA), yaitu upaya keselamatan yang mengoptimalkan manfaat dan meminimalkan resiko. Azas tersebut meliputi : manfaat, mengupayakan manfaat sebesar-besarnya dan resiko sekecil-kecilnya; optimasi, mengupayakan keselamatan semaksimal mungkin dan dalam batas kewajaran, dan limitasi, mencegah resiko bahaya radiasi terhadap kesehatan dengan pembatasan dosis yang aman.

Dalam sistem proteksi reaktor, desain keselamatan reaktor memanfaatkan sifat-sifat alam yang menjamin adanya keselamatan inheren sehingga reaktor nuklir memiliki sistem yang dapat mentolerir terhadap kekeliruan operator. Disamping itu, reaktor dilengkapi dengan peralatan keselamatan lainnya yang dirancang menggunakan prinsip-prinsip :
pemisahan, komponen keselamatan yang berbeda dipisahkan sehingga apabila terjadi kegagalan mekanis pada satu lokasi tidak akan mempengaruhi unjuk kerja komponen yang ada di dekatnya.
diversiti, selalu terdapat lebih dari satu cara untuk melakukan suatu pekerjaan.
redundansi, selalu terdapat lebih dari satu komponen dari yang diperlukan.
saling tak gayut, yaitu sistem keselamatan yang tidak saling tergantung satu sama lainnya.
kegagalan yang aman, apabila terjadi kegagalan pada satu komponen, maka secara otomatis akan mempunyai kecenderungan pada kondisi aman.

Tidak ada komentar: